Sabtu, 21 Mei 2011

उन्तुक यह कु tercinta

ayah
engkau adalh motivasiku
dari kecil engkau selalu memenuhi
semua kebutuhanku
engkau tak pernah lelah membanting tulang
demi membiayai pendidikan ku

ayah
dulu engkau begitu gagah
tak ada cacat sedikit pun
ku sungguh bangga akan dirimu

ayah
engkau begitu memanjakan ku
apa yang ku pinta
tak pernah engkau tolak
engaku selalu berusaha untuk membuat ku senang

ayah
dengan kondisi mu sekarang
engkau masih memanjakan ku
dan aku sungguh beruntug
memiliki mu

ayah
ku tahu
ku adalah harapan terakhirmu
tuk mewujudkan impian mu

ayah
ku kan berusaha
mewudkan impian mu
dengan segenap kemampuan ku

ayah
ku ingin engkau bahagia
ku ingin engkau menjadi ayah yang paling bahagia
karena engkau adalah ayah yang paing hebat
terimakasih ayah
ku mencintaimu selamanya

Selasa, 09 Juni 2009

पेंदिदिकन नासीओनल यांग bermoral

Artikel:
PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL


Bahan ini cocok untuk Semua Sektor Pendidikan bagian PENDIDIKAN / EDUCATION.
Nama & E-mail (Penulis): Amirul Mukminin
Saya Dosen di UPT - Kebahasaan UNJA/ASM Jambi, Manager LPK Bahasa Inggris-MEC
Tanggal: 23 January 2003
Judul Artikel: PENDIDIKAN NASIONAL YANG BERMORAL
Topik: Pendidikan Nasional

Artikel: Oleh Amirul Mukminin

Memang harus kita akui ada diantara (oknum) generasi muda saat ini yang mudah emosi dan lebih mengutamakan otot daripada akal pikiran. Kita lihat saja, tawuran bukan lagi milik pelajar SMP dan SLTA tapi sudah merambah dunia kampus (masih ingat kematian seorang mahasiswa di Universitas Jambi, awal tahun 2002 akibat perkelahian didalam kampus). Atau kita jarang (atau belum pernah) melihat demonstrasi yang santun dan tidak menggangu orang lain baik kata-kata yang diucapkan dan prilaku yang ditampilkan. Kita juga kadang-kadang jadi ragu apakah demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.

Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar. Semua ini jadi tanda tanya besar kenapa hal tersebut terjadi?. Apakah dunia Pendidikan (dari SD sampai PT) kita sudah tidak lagi mengajarkan tata susila dan prinsip saling sayang - menyayangi kepada siswa atau mahasiswanya atau kurikulum pendidikan tinggi sudah melupakan prinsip kerukunan antar sesama? Atau inikah hasil dari sistim pendidikan kita selama ini ? atau Inikah akibat perilaku para pejabat kita?

Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme yang membuat bangsa ini morat-marit dengan segala permasalahanya baik dalam bidang keamanan, politik, ekonomi, sosial budaya serta pendidikan banyak dilakukan oleh orang orang yang mempunyai latar belakang pendidikan tinggi baik dalam negri maupun luar negri. Dan parahnya, era reformasi bukannya berkurang tapi malah tambah jadi. Sehingga kapan krisis multidimensi inI akan berakhir belum ada tanda-tandanya.

PERLU PENDIDIKAN YANG BERMORAL
Kita dan saya sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan generasi penerus atau calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat ini, yang tinggal, hidup dan dibesarkan di dalam bumi republik ini. Untuk menyiapkan generasi penerus yang bermoral, beretika, sopan, santun, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu dilakukan hal-hal yang memungkin hal itu terjadi walaupun memakan waktu lama.

Pertama, melalui pendidikan nasional yang bermoral (saya tidak ingin mengatakan bahwa pendidikan kita saat ini tidak bermoral, namun kenyataanya demikian di masyarakat). Lalu apa hubungannya Pendidikan Nasional dan Nasib Generasi Penerus? Hubungannya sangat erat. Pendidikan pada hakikatnya adalah alat untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bermoral dan berkualitas unggul. Dan sumber daya manusia tersebut merupakan refleksi nyata dari apa yang telah pendidikan sumbangankan untuk kemajuan atau kemunduran suatu bangsa. Apa yang telah terjadi pada Bangsa Indonesia saat ini adalah sebagai sumbangan pendidikan nasional kita selama ini.

Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini. Pejabat yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme baik di legislative, ekskutif dan yudikatif semuanya orang-orang yang berpendidikan bahkan tidak tanggung-tanggung, mereka bergelar dari S1 sampai Prof. Dr. Contoh lainnya, dalam bidang politik lebih parah lagi, ada partai kembar , anggota dewan terlibat narkoba, bertengkar ketika sidang, gontok-gontokan dalam tubuh partai karena memperebutkan posisi tertentu (Bagaimana mau memperjuangkan aspirasi rakyat kalau dalam diri partai saja belum kompak).

Dan masih ingatkah ketika terjadi jual beli kata-kata umpatan ("bangsat") dalam sidang kasus Bulog yang dilakukan oleh orang-orang yang mengerti hukum dan berpendidikan tinggi. Apakah orang-orang seperti ini yang kita andalkan untuk membawa bangsa ini kedepan? Apakah mereka tidak sadar tindak-tanduk mereka akan ditiru oleh generasi muda saat ini dimasa yang akan datang? Dalam dunia pendidikan sendiri terjadi penyimpangan-penyimpang yang sangat parah seperti penjualan gelar akademik dari S1 sampai S3 bahkan professor (dan anehnya pelakunya adalah orang yang mengerti tentang pendidikan), kelas jauh, guru/dosen yang curang dengan sering datang terlambat untuk mengajar, mengubah nilai supaya bisa masuk sekolah favorit, menjiplak skripsi atau tesis, nyuap untuk jadi pegawai negeri atau nyuap untuk naik pangkat sehingga ada kenaikan pangkat ala Naga Bonar.

Di pendidikan tingkat menengah sampai dasar, sama parahnya, setiap awal tahun ajaran baru. Para orang tua murid sibuk mengurusi NEM anaknya (untungsnya, NEM sudah tidak dipakai lagi, entah apalagi cara mereka), kalau perlu didongkrak supaya bisa masuk sekolah-sekolah favorit. Kalaupun NEM anaknya rendah, cara yang paling praktis adalah mencari lobby untuk memasukan anaknya ke sekolah yang diinginkan, kalau perlu nyuap. Perilaku para orang tua seperti ini (khususnya kalangan berduit) secara tidak langsung sudah mengajari anak-anak mereka bagaimana melakukan kecurangan dan penipuan. (makanya tidak aneh sekarang ini banyak oknum pejabat jadi penipu dan pembohong rakyat). Dan banyak lagi yang tidak perlu saya sebutkan satu per satu dalam tulisan ini.

Kembali ke pendidikan nasional yang bermoral (yang saya maksud adalah pendidikan yang bisa mencetak generasi muda dari SD sampai PT yang bermoral. Dimana proses pendidikan harus bisa membawa peserta didik kearah kedewasaan, kemandirian dan bertanggung jawab, tahu malu, tidak plin-plan, jujur, santun, berahklak mulia, berbudi pekerti luhur sehingga mereka tidak lagi bergantung kepada keluarga, masyarakat atau bangsa setelah menyelesaikan pendidikannya.Tetapi sebaliknya, mereka bisa membangun bangsa ini dengan kekayaan yang kita miliki dan dihargai didunia internasional. Kalau perlu bangsa ini tidak lagi mengandalkan utang untuk pembangunan. Sehingga negara lain tidak seenaknya mendikte Bangsa ini dalam berbagai bidang kehidupan.

Dengan kata lain, proses transformasi ilmu pengetahuan kepada peserta didik harus dilakukan dengan gaya dan cara yang bermoral pula. Dimana ketika berlangsung proses tranformasi ilmu pengetahuan di SD sampai PT sang pendidik harus memiliki moralitas yang bisa dijadikan panutan oleh peserta didik. Seorang pendidik harus jujur, bertakwa, berahklak mulia, tidak curang, tidak memaksakan kehendak, berperilaku santun, displin, tidak arogan, ada rasa malu, tidak plin plan, berlaku adil dan ramah di dalam kelas, keluarga dan masyarakat. Kalau pendidik mulai dari guru SD sampai PT memiliki sifat-sifat seperti diatas. Negara kita belum tentu morat-marit seperti ini.

Kedua, Perubahan dalam pendidikan nasional jangan hanya terpaku pada perubahan kurikulum, peningkatan anggaran pendidikan, perbaikan fasilitas. Misalkan kurikulum sudah dirubah, anggaran pendidikan sudah ditingkatkan dan fasilitas sudah dilengkapi dan gaji guru/dosen sudah dinaikkan, Namun kalau pendidik (guru atau dosen) dan birokrat pendidikan serta para pembuat kebijakan belum memiliki sifat-sifat seperti diatas, rasanya perubahan-perubahan tersebut akan sia-sia. Implementasi di lapangan akan jauh dari yang diharapkan Dan akibat yang ditimbulkan oleh proses pendidikan pada generasi muda akan sama seperti sekarang ini. Dalam hal ini saya tidak berpretensi menyudutkan guru atau dosen dan birokrat pendidikan serta pembuat kebijakan sebagai penyebab terpuruknya proses pendidikan di Indonesia saat ini. Tapi adanya oknum yang berperilaku menyimpang dan tidak bermoral harus segera mengubah diri sedini mungkin kalau menginginkan generasi seperti diatas.

Selain itu, anggaran pendidikan yang tinggi belum tentu akan mengubah dengan cepat kondisi pendidikan kita saat ini. Malah anggaran yang tinggi akan menimbulkan KKN yang lebih lagi jika tidak ada kontrol yang ketat dan moralitas yang tinggi dari penguna anggaran tersebut. Dengan anggaran sekitar 6% saja KKN sudah merajalela, apalagi 20-25%.

Ketiga, Berlaku adil dan Hilangkan perbedaan. Ketika saya masih di SD dulu, ada beberapa guru saya sangat sering memanggil teman saya maju kedepan untuk mencatat dipapan tulis atau menjawab pertanyaan karena dia pintar dan anak orang kaya. Hal ini juga berlanjut sampai saya kuliah di perguruan tinggi. Yang saya rasakan adalah sedih, rendah diri, iri dan putus asa sehingga timbul pertanyaan mengapa sang guru tidak memangil saya atau yang lain. Apakah hanya yang pintar atau anak orang kaya saja yang pantas mendapat perlakuan seperti itu.? Apakah pendidikan hanya untuk orang yang pintar dan kaya? Dan mengapa saya tidak jadi orang pintar dan kaya seperti teman saya? Bisakah saya jadi orang pintar dengan cara yang demikian?

Dengan contoh yang saya rasakan ini (dan banyak contoh lain yang sebenarnya ingin saya ungkapkan), saya ingin memberikan gambaran bahwa pendidikan nasional kita telah berlaku tidak adil dan membuat perbedaan diantara peserta didik. Sehingga generasi muda kita secara tidak langsung sudah diajari bagaimana berlaku tidak adil dan membuat perbedaan. Jadi, pembukaan kelas unggulan atau kelas akselerasi hanya akan membuat kesenjangan sosial diantara peserta didik, orang tua dan masyarakat. Yang masuk di kelas unggulan belum tentu memang unggul, tetapi ada juga yang diunggul-unggulkan karena KKN. Yang tidak masuk kelas unggulan belum tentu karena tidak unggul otaknya tapi karena dananya tidak unggul. Begitu juga kelas akselerasi, yang sibuk bukan peserta didik, tapi para orang tua mereka mencari jalan bagaimana supaya anaknya bisa masuk kelas tersebut.

Kalau mau membuat perbedaan, buatlah perbedaan yang bisa menumbuhkan peserta didik yang mandiri, bermoral. dewasa dan bertanggungjawab. Jangan hanya mengadopsi sistem bangsa lain yang belum tentu cocok dengan karakter bangsa kita. Karena itu, pembukaan kelas unggulan dan akselerasi perlu ditinjau kembali kalau perlu hilangkan saja.

Contoh lain lagi , seorang dosen marah-marah karena beberapa mahasiswa tidak membawa kamus. Padahal Dia sendiri tidak pernah membawa kamus ke kelas. Dan seorang siswa yang pernah belajar dengan saya datang dengan menangis memberitahu bahwa nilai Bahasa Inggrisnya 6 yang seharusnya 9. Karena dia sering protes pada guru ketika belajar dan tidak ikut les dirumah guru tersebut. Inikan! contoh paling sederhana bahwa pendidikan nasional kita belum mengajarkan bagaimana berlaku adil dan menghilangkan Perbedaan.

PEJABAT HARUS SEGERA BERBENAH DIRI DAN MENGUBAH PERILAKU
Kalau kita menginginkan generasi penerus yang bermoral, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Maka semua pejabat yang memegang jabatan baik legislative, ekskutif maupun yudikatif harus berbenah diri dan memberi contoh dulu bagaimana jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok kepada generasi muda mulai saat ini.

Karena mereka semua adalah orang-orang yang berpendidikan dan tidak sedikit pejabat yang bergelar Prof. Dr. (bukan gelar yang dibeli obral). Mereka harus membuktikan bahwa mereka adalah hasil dari sistim pendidikan nasional selama ini. Jadi kalau mereka terbukti salah melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme, jangan cari alasan untuk menghindar. Tunjukan bahwa mereka orang yang berpendidikan , bermoral dan taat hukum. Jangan bohong dan curang. Apabila tetap mereka lakukan, sama saja secara tidak langsung mereka (pejabat) sudah memberikan contoh kepada generasi penerus bahwa pendidikan tinggi bukan jaminan orang untuk jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. Jadi jangan salahkan jika generasi mudah saat ini meniru apa yang mereka (pejabat) telah lakukan . Karena mereka telah merasakan, melihat dan mengalami yang telah pejabat lakukan terhadap bangsa ini.

Selanjutnya, semua pejabat di negara ini mulai saat ini harus bertanggungjawab dan konsisten dengan ucapannya kepada rakyat. Karena rakyat menaruh kepercayaan terhadap mereka mau dibawah kemana negara ini kedepan. Namun perilaku pejabat kita, lain dulu lain sekarang. Sebelum diangkat jadi pejabat mereka umbar janji kepada rakyat, nanti begini, nanti begitu. Pokoknya semuanya mendukung kepentingan rakyat. Dan setelah diangkat, lain lagi perbuatannya. Contoh sederhana, kita sering melihat di TV ruangan rapat anggota DPR (DPRD) banyak yang kosong atau ada yang tidur-tiduran. Sedih juga melihatnya. Padahal mereka sudah digaji, bagaimana mau memperjuangkan kepentingan rakyat. Kalau ke kantor hanya untuk tidur atau tidak datang sama sekali. Atau ada pengumuman di Koran, radio atau TV tidak ada kenaikan BBM, TDL atau tariff air minum. Tapi beberapa minggu atau bulan berikutnya, tiba-tiba naik dengan alasan tertentu. Jadi jangan salahkan mahasiswa atau rakyat demonstrasi dengan mengeluarkan kata-kata atau perilaku yang kurang etis terhadap pejabat. Karena pejabat itu sendiri tidak konsisten. Padahal pejabat tersebut seorang yang bergelar S2 atau bahkan Prof. Dr. Inikah orang-orang yang dihasilkan oleh pendidikan nasional kita selama ini?

Harapan
Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.

Tapi para pemimpin bangsa ini tidak melakukannya. Maka harapan tinggal harapan saja. Karena itu, mulai sekarang, semua pejabat mulai dari level tertinggi hingga terendah di legislative, eksekutif dan yudikatif harus segera menghentikan segala bentuk petualangan mereka yang hanya ingin mengejar kepentingan pribadi atau kelompok sesaat dengan mengorbankan kepentingan negara. Sehingga generasi muda Indonesia memiliki panutan-panutan yang bisa diandalkan untuk membangun bangsa ini kedepan.

Amirul Mukminin
Staf Pengajar UPT - Kebahasaan UNJA /ASM Jambi,
Manejer LPK Bahasa Inggris -MEC di Jambi

Saya Amirul Mukminin setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). .

CATATAN:
Artikel-artikel yang muncul di sini akan tetap di pertanggungjawabkan oleh penulis-penulis artikel masing-masing dan belum tentu mencerminkan sikap, pendapat atau kepercayaan Pendidikan Network.

Pendidikan-DasarSekolah-MenengahPerguruan-TinggiCari-PekerjaanTeknologi&PendidikanPengembangan-Sekolah




Print Halaman Ini

artikel

Artikel:
Tahun 2020 Indonesia Kehabisan Guru


Bahan ini cocok untuk Informasi / Pendidikan Umum.
Nama & E-mail (Penulis): Mochammad Asyhar
Saya Mahasiswa di Depok
Tanggal: 04/11/2002
Judul Artikel: Tahun 2020 Indonesia Kehabisan Guru
Topik: Kebijakan Pendidikan

Artikel:

Hari-hari terakhir ini sedang gencar ditayangkan dua iklan layanan masyarakat di setasiun-stasiun televisi, baik TVRI maupun stasiun televisi swasta. Iklan yang satu berisi pesan tentang anak asuh dan yang lain melukiskan kekurangan guru di negeri kita tercinta ini. Walaupun hanya berdurasi beberapa detik, kedua iklan ini cukup mengundang perhatian, terutama iklan yang disebutkan terakhir.

Kekurangan guru. Sungguh sebuah realitas potret pendidikan kita (salah satu sisi) yang sangat menyedihkan. Betapa tidak, pendidikan adalah modal utama terciptanya kemajuan peradaban sebuah bangsa. Di pihak lain, guru sebagai tenaga profesional di bidang ini justru jumlahnya semakin langka.

Lalu, apa jadinya jika pada tahun-tahun mendatang tidak mudah dijumpai sosok guru? Barangkali Anda semua sudah tahu jawabannya. Sudah pasti peradapan kebudayaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini semakin parah daripada kondisi sekarang. Mengapa sampai terjadi kondisi seperti ini?

KILAS BALIK
Keadaan pendidikan seperti dipaparkan pada bagian sebelumnya tentu tidak terjadi bagitu saja. Hal itu pasti ada pemicunya. Penyebab kekeurangan guru yang akan saya paparkan di sini bukan berasal dari hasil penelitian mendalam, tetapi sekadar pengamatan sekilas dan dugaan. Penyebab penurunan jumlah sumber daya manusia (SDM), dalam hal ini guru, akhir-akhir adalah ditutupnya lembaga-lembaga pendidikan keguruan.

Pada paruh pertama tahun 1990-an semua Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dan Pendidikan Guru Agama (PGA) ditutup. Penutupan lembaga pendidikan tersebut beralasan bahwa jenjang pendidikan dasar sudah tidak layak lagi diajar oleh guru-guru tamatan SPG yang notabene hanya berjenjang pendidikan menengah. Sebagai gantinya dibukalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selain itu, sebelum penutupan lembaga-lembaga pendidikan keguruan itu didahului dengan lahirnya sebuah kebijakan yang menetapkan bahwa lulusan SPG tidak otomatis atau langsung diangkat sebagai pegawai negeri, kecualai beberapa orang siswa berprestasi pada tiap angkatan. Akibatnya, banyak lulusan SPG yang beralih ke profesi lain, misalnya pekerja pabrik atau tambak. Fakta seperti ini sangat disayangkan karena para siswa SPG adalah siswa pilihan. Lulusan SLTP yang dapat diterima di SPG adalah siswa yang mempunyai NEM minimum 42,00 dan harus melalui ujian saringan yang bertahap-tahap. Hal itu menunjukkan bahwa yang dapat d iterima di SPG adalah manusia-manusia cerdas dan pilihan. Jadi, mereka sebenarnya adalah tenaga-tenaga potensial.

Berikutnya, menjelang akhir tahun 2000, semua IKIP di Indonesia berubah menjadi universitas meskipun masih ada beberapa STKIP dan FKIP di universitas-universitas. Perubahan status ini tentunya diikuti juga perubahan visi dan misi. Semula berstatus Lembaga Pendidikan Tinggi Keguruan (LPTK)sebagai pencetak tenaga-tenaga pendidik profesional berubah menjadi universitas yang mencetak sarjana-sarjana ilmu murni. Barangkali kebijakan ini bertujuan untuk mencapai target sarjana-sarjana andal di bidang IPTEK dalam rangka menyongsong lahirnya Negara Indonesia sebagai negara maju berbasis teknologi. Obsesi seperti ini sangat bagus. Akan tetapi, penyakit latah bangsa Indonesia ini sukar sekali hilang. Artinya, pada waktu kibijakan perubahan status IKIP menjadi universitas itu disetujui, seharusnya beberapa IKIP di Jawa, Sumatera dan Sulawesi yang sudah berkualitas tetap dipertahankan. Dengan demikian, jumlah guru nantinya tetap tercukupi karena sampai kapan pun sektor pendidikan di sebu ah bangsa tidak akan ditutup. Hal itu berarti bahwa sampai kapan pun tenaga guru masih dibutuhkan.

APA SOLUSINYA
Kekurangan guru, seperti diilustrasikan dalam iklan layanan masyarakat di televisi, baru terjadi pada jenjang pendidikan dasar. Apabila diamati, fenomena ini cukup realistis menggingat penutupan SPG dan PGA sudah hampir sepuluh tahun yang lalu. Lulusan PGSD pun tidak semuanya dapat diterima sebagai pegawai negeri. Sementara itu, pada jenjang pendidikan menengah fenomena kekurangan guru masih belum terasakan. Hal itu wajar karena penutupan IKIP-IKIP baru dua tiga tahun terakhir. BISAKAH ANDA BAYANGKAN PADA TAHUN 2020 MENDATANG?

Untuk mengatasi persoalan kekurangan guru pada jenjang pendidikan dasar, barangkali buah pikiran saya ini dapat dijadikan bahan diskusi. Setelah kebijakan yang menghentikan pengangkatan tenaga guru sekolah dasar (SD), banyak lulusan SPG atau PGA beralih profesi ke bidang lain. Hal itu seharusnya tidak boleh terjadi mengingat mereka adalah tenaga-tenaga pilihan. Ditambah lagi oleh sistem penerimaan mahasiswa PGSD. Dari awal dibukanya, PGSD menerima mahasiswa dari lulusan SMA. Materi soal tesnya pun disesuaikan dengan standar pengajaran di SLTA umum. Tentu saja hal ini merupakan kendala bagi lulusan SPG atau PGA untuk bersaing dengan lulusan SMA karena materi yang diajarkan di SLTA umum dan kejuruan sudah barang tentu berbeda. Akhirnya, para lulusasan SPG jarang yang diterima.

Pada saat perekrutan mahasiswa PGSD seharusnya yang diutamakan terlebih dahulu adalah lulusan SPG atau PGA. Baru kemudian setelah semua lulusan SPG atau PGA ini sudah habis, perekrutan dibuka untuk lulusan SMA.

Akhirnya, untuk mengatasi persoalan kekurangan guru SD, mengapa tidak dicoba untuk memanggil kembali lulusan SPG dan PGA yang belum sempat diterima sebagai guru negeri? Beri mereka beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di PGSD atau STKIP. Setelah lulus langsung diangkat sebagai tenaga guru negeri.

Saya Mochammad Asyhar setuju jika bahan yang dikirim dapat dipasang dan digunakan di Homepage Pendidikan Network dan saya menjamin bahwa bahan ini hasil karya saya sendiri dan sah (tidak ada copyright). .

CATATAN:
Artikel-artikel yang muncul di sini akan tetap di pertanggungjawabkan oleh penulis-penulis artikel masing-masing dan belum tentu mencerminkan sikap, pendapat atau kepercayaan Pendidikan Network.

Pendidikan-DasarSekolah-MenengahPerguruan-TinggiCari-PekerjaanTeknologi&PendidikanPengembangan-Sekolah



Print Halaman Ini

muhammad.saw



Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
oleh Michael H. Hart
--------------------------------------------------------------------------------



01. NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)

Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.

Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.

Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.

Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.

Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.

Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.

Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.

Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.

Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.

Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.

Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.

Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.

Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.

Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan

Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.

Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.


--------------------------------------------------------------------------------
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat


--------------------------------------------------------------------------------







interferensi cahaya

INTERFERENSI CAHAYA

Interferensi cahaya adalah perpaduan interaksi dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan suatu radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen radiasi gelombangnya. Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama serta selisih fase tetap. Young melakukan percobaan, dimana celah sempit akan menghasilkan sumber cahaya baru yang memiliki beda fasa sama atau konstan sehingga disebut koheren.






Hasil Percobaan Young : Terdapat serangkaian garis yang terang seperti deret-deret cahaya terang. Hasil percobaan tersebut adalah fenomena interferensi gelombang cahaya. Hal ini dengan membayangkan cahaya sebagai gelombang datar dengan panjang gelombang tunggal (disebut monokromatik = eka warna = satu warna) dijatuhkan pada kedua celah sempit yang berdekatan. Akibat difraksi (pelenturan cahaya saat gelombang melewati suatu celah permukaan yang sempit), gelombang yang meninggalkan kedua celah tersebut menyebar sama seperti permukaan air yang tenang lalu dilemparkan batu memunculkan riak-riak gelombang yang menyebar dari titik asal jatuh batu. Demikian pula halnya difraksi gelombang setelah melewati celah sempit, kedua celah seolah-olah menyebarkan riak-riak gelombang cahaya – hal ini berfungsi sebagai sumber getaran – yang lalu menimbulkan pola sebaran gelombang menyebar (divergen).
Gelombang yang melewati ke-2 celah sempit ini menyebar dan menempuh jarak yang sama hingga mencapai satu fase : saat di mana dari suatu gelombang tiba pada saat yang sama dengan puncak gelombang yang lain. Amplitudo kedua gelombang bergabung untuk membentuk amplitudo yang lebih besar = interferensi ini dinamakan interferensi konstruktif (terbentuk saat terdapat bintik terang pada layar dan pada saat dua berkas gelombang berbeda jarak sebesar satu panjang gelombang atau kelipatan bilangan bulat lainnya dari panjang gelombang bertemu).
Saat amplitudo gelombang cahaya bertemu setelah menempuh jarak lebih setengah kali panjang gelombang yang lain, saat amplitudo kedua gelombang tiba dengan keadaan fase gelombang yang berlawanan saat mencapai layar – maka terbentuklah gabungan gelombang yang menghasilkan amplitudo gelombang sama dengan nol. Hal ini dikatakan interferensi destruktif.
Beda Lintasan
Jarak tempuh cahaya yang melalui dua celah sempit mempunyai perbedaan (beda lintasan), hal ini yang menghasilkan pola interferensi.











Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu
 Garis terang, merupakan hasil interferensi maksimum (saling memperkuat atau konstruktif)
 Garis gelap, merupakan hasil interferensi minimum (saling memperlemah atau destruktif)


Paduan Gelombang
 Saling menguatkan Saling Melemahkan













Kondisi Interferensi














Syarat interferensi maksimum :
Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yang sama (sefase), yaitu jika selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang λ.



Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat, m=1 disebut terang ke-1, dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celah d (l >> d), maka sudut θ sangat kecil, sehingga sin θ = tan θ = p/l, dengan demikian


Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang

Syarat interferensi minimum
Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180o, yaitu jika selisih lintasannya sama dgn bilangan ganjil kali setengah λ.


Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelap ke-1, dst. Mengingat sin θ = tan θ = p/l, maka



Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang.
Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua garis gelap berurutan.
Jika jarak itu disebut Δp, maka :


Interferensi Celah Ganda :
 Pertama kali ditunjukkan oleh Thomas Young pada tahun 1801.
Ketika dua gelombang cahaya yang koheren menyinari dua celah sempit, maka akan teramati pola interferensi terang dan gelap pada layar.














Interferensi optik dapat terjadi jika dua gelombang (cahaya) secara simultan hadir dalam daerah yang sama.











 Interferensi konstruktif terjadi jika:




 Interferensi destruktif terjadi jika:





Penentuan panjang gelombang
Dari gambar diperoleh:



INTERFERENSI LAPISAN TIPIS






2 n d cos r = k λ ( Gelap)
2 n d cos r = (k - ) λ ( Terang)
k = 1,2, 3, …..
n = indeks bias lapisan
d = tebal lapisan
r = sudut bias
Michelson Interferometer
Michelson interferometer yang memproduksi gangguan fringes oleh sebuah balok pemecahan dari satu warna terang sehingga satu beam pemogokan tetap cermin dan yang lainnya yg dpt bergerak cermin. Bila tercermin beams dibawa kembali bersama-sama, sebuah gangguan pola hasil. Tepat pengukuran jarak dapat dilakukan dengan Michelson interferometer dengan menggerakkan cermin dan menghitung fringes gangguan yang bergerak dengan titik acuan. Jarak d terkait dengan m adalah fringes





Konfigurasi

Jalan cahayadi Michelson interferometer.
Ada dua jalur dari (cahaya) sumber ke detektor. Mencerminkan satu mematikan semi transparan mirror, masuk ke bagian atas cermin dan kemudian mencerminkan kembali, berjalan melalui cermin semi-transparan, dengan detektor. Pertama yang lain pergi melalui cermin semi-transparan, untuk mirror di sebelah kanan, mencerminkan kembali ke semi transparan cermin, maka mencerminkan dari semi transparan mirror ke dalam detektor.
Jika dua jalur berbeda dengan seluruh nomor (termasuk 0) dari wavelengths, ada konstruktif gangguan dan sinyal yang kuat di detektor. Jika mereka berbeda secara keseluruhan jumlah dan setengah wavelengths (misalnya, 0.5, 1.5, 2.5 ...) ada gangguan, dan merusak sinyal yang lemah. Hal ini dapat muncul pada pandangan pertama melanggar prinsip konservasi energi. Namun energi adalah conserved, karena ada kembali energi di detektor yang merusak energi di situs kembali didistribusikan ke situs konstruktif. Efek dari gangguan ini adalah untuk mengubah porsi dari cahaya pantulan yang kepala untuk detektor dan sisanya di belakang kepala yang searah dengan sumber.
Pada akhir 1800, gangguan pola yang telah diperoleh dengan menggunakan gas discharge lampu, filter, dan sedikit slot atau pinhole. Dalam satu versi dari percobaan Michelson-Morley, yang digunakan interferometer bintang sebagai sumber cahaya. Starlight adalah temporally raban terang, tapi karena satu titik sumber penerangan memiliki koherensi spasial dan akan menghasilkan suatu pola gangguan.
Aplikasi
Yang paling terkenal dari aplikasi Michelson Interferometer adalah percobaan Michelson-Morley yang memberikan bukti untuk kenisbian khusus. Namun, konfigurasi ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi assortment.
Michelson Interferometer yang telah digunakan untuk deteksi dari gravitational gelombang, sebagai filter band sempit merdu, dan sebagai inti Fourier transform spectroscopy. Ada juga beberapa aplikasi menarik sebagai "nulling" alat yang digunakan untuk mendeteksi planets sekitar bintang di dekatnya. Bagi kebanyakan tujuan, namun geometri dari interferometer Mach-Zehnder lebih bermanfaat. Untuk panjang jalan yang sama, ia akan memperoleh minimal karena nol regu pada tahap refleksi internal.
Selanjutnya adalah aplikasi untuk menghasilkan penundaan interferometer baris, yaitu sebuah optik DPSK demodulator yang mengkonversi tahap modulasi amplitude modulasi ke dalam DWDM jaringan.
Nonlinear Michelson interferometer
Nonlinear Michelson interferometer, juga dikenal sebagai Langkah-tahap Michelson interferometer adalah umum Michelson interferometer satu cermin di mana dalam satu lengan digantikan dengan Gires-Tournois interferometer atau Gires-Tournois etalon. Lapangan yang berasal dari Gires-Tournois etalon interferes dengan pesawat bidang tercermin dari reflektor biasa. Karena tahap perubahan dari Gires-Tournois etalon tergantung pada panjang gelombang dan menunjukkan langkah seperti perilaku, nonlinear Michelson interferometer memiliki aplikasi khusus. Salah satu aplikasi penting dalam fiber optik komunikasi merupakan optik interleaver.
Dua mirror di Michelson interferometer dapat digantikan dengan dua Gires-Tournois etalons. Seperti nonlinear Michelson interferometer pameran nonlinearity kuat, yang dapat digunakan untuk membangun sebuah asimetrik optik interleaver.
FILM DIELEKTRIK-INTERFERENSI DUA BERKAS
Efek interferensi dapat diamati pada lembaran tipis material dielektrik, dengan ketebalan dalam rentang nanometer – centimeter.
Contoh : lapisan film di kacamata, kaca helm dll.









Beda panjang lintasan antara kedua berkas yang dipantulkan :
Maka :



INTERFERENSI MULTI-BERKAS
Jika terdiri dari banyak berkas, maka interferensi juga dapat terjadi. Beda panjang lintasan antara berkas yang berurutan :
Disetiap bidang batas, berkas dipantulkan dan juga ditransmisikan, diperoleh intensitas medan yang dipantulkan :
Intesitas medan yang ditransmisikan
Dengan menggunakan identitas trigonometri
Intensitas medan menjadi

Hubungan intensitas (pers. Terakhir) tidak berlaku, jika film dielektrik dilapisi oleh logam semitransparan, karena sebagian cahaya akan diserap lapisan logam.
Intensitas yang ditransmisikan maksimum, jika :
Intensitas yang ditransmisikan minimum, jika :
Pola interferensi maksimum jika :
Jika didefinisikan koefisien finesse F
Maka













CINCIN NEWTON
Hubungan antara jari-jari kurvatur lensa konvek, tebal film dan jarak x :
Interferensi maksimum terjadi jika :
Jarak antara cincin terang berurutan :
Jarak antara cincin gelap berurutan ;





Soal hukum pemantulan dan pembiasan sempurna
1. Bunyi hukum Snell adalah...
a. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang akan menjauhi garis normal, dan sebaliknya
b. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang akan mendekati garis normal, dan sebaliknya
c. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang akan sejajar garis normal, dan sebaliknya
d. Sinar datang dari medium renggang ke medium rapat akan menjauhi garis normal, dan sebaliknya
Jawaban : A
2. Cahaya jatuh pada potongan kaca yang rata dengan sudut datang 60o. Jika indeks bias kaca sebesar 1,50 maka sudut bias pada kaca adalah...
a. 35,2
b. 10,2
c. 57,7
d. 30,2
Jawaban : A
Penyelesaian :
3. Sekeping kaca (n = 1,55) tebalnya 0,6cm. Waktu yang diperlukan suatu pulsa cahaya untuk melintasi keping adalah...s
a. 3,1 x 10-11
b. 3,1 x 1011
c. 3,1 x 1012
d. 3,1 x 10-12
Jawaban : A
Penyelesaian :
4. Sudut kritis agar cahaya dapat berjalan dari kaca (n = 1,54) ke air ( n = 1,33) adalah... derajat
a. 0,648
b. 0,186
c. 59,7
d. 6,48
Jawaban : C
Penyelesaian :
5. Indeks bias intan adalah 2,42. sudut kritis agar cahaya yang berasal dari dalam intan bisa keluar adalah...derajat
a. 0,0413
b. 0,134
c. 4,24
d. 24,4
Jawaban : D
Penyelesaian :
Essay
6. Gambar dibawah ini menunjukan cahaya dari udara yang mengenai keping kaca (n=1,50) dengan sudut datang 50o. Tentukan sudut bias dan sudut pantulnya!

N

Udara
kaca




Penyelesaian :
Soal interferensi cahaya
1. Perpaduan interaksi dua atau lebih gelombang cahaya yang menghasilkan suatu radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen radiasi gelombangnya. Pernyataan tersebut merupakan arti dari…
a. difraksi
b. interferensi
c. pembiasaan
d. pemantulan
jawaban : B
2. Interferensi destruktif merupakan peristiwa interferensi yang…
a. terang
b. redup
c. gelap
d. normal
Jawaban : C
3. Pada percobaan Young digunakan sumber cahaya dengan panjang gelombang 5000 A. Pola interferensi diamati pada layar yang berada 100 cm di belakang celah rangkap. Ternyata 20 pita menduduki 11 mm. Maka jarak celah tersebut adalah…mm
a. 0,862
b. 0,086
c. 1,16
d. 0,116
Jawaban : A
Penyelesaian:
Ada 20 pita dalam 11 mm berarti jarak antara dua pita adalah:


Lokasi pita terang ke-m dicari dengan rumus :

Jarak dua pita terang berturut-turut dicari dengan mengambil pita terang ke-m dan pita ke-(m+1):







4. Dalam suatu eksperimen untuk mengukur panjang gelombang cahaya digunakan percobaan Young. Diperoleh bahwa jarak layar ke celah ganda adalah 180 cm dan jarak dua celah 0,09 mm. Jika jarak antara 7 gelap adalah 7,2 cm, panjang gelombang cahaya adalah...meter
a. 6 x 10-5
b. 0,6 x 10-7
c. 0,6 x 10-5
d. 6 x 10-7
Jawaban : D
Penyelesaian ;
1. Jarak 7 gelap = 7,2 cm artinya jarak antara dua gelap berturut-turut adalah





5. Sebuah layar dimana terdapat dua cela yang berjarak 0,100 mm berada 1,20 m dari layer tampilan cahaya dengan panjang gelombang jatuh pada celah-celah dari sumber yang jauh. Jarak pertama (x1) pinggiran-pinggiran interferensi terang pada layar adalah…mm
a. 6,00
b. 12,00
c. 0,60
d. 0,12
Jawaban : A
Penyelesaian :
Interferensi terang (konstruktif orde pertama m=1)


Ini merupakan sudut kecil, sehingga :


Dengan demikian orde pertama akan muncul pada jarak:



Essay
6. Celah ganda yang berjarak 0,100 mm berada 1,20 m dari layar tampilan. Cahaya dengan panjang gelombang l=500 nm jatuh pada celah dari sumber yang jauh. Berapa jarak antar interferensi terang pertama dan kedua pada layar?
Penyelesaian :
Interferensi terang (konstruktif orde pertama m=1)


Ini merupakan sudut kecil, sehingga :


Dengan demikian orde pertama akan muncul pada jarak:


Interferensi terang (konstruktif orde n=2)







Jadi, jarak antara pusat maksimum interferensi terang adalah : (p2 - p1) = 6,00 mm.

hakikat penelitian

HAKIKAT PENELITIAN PENDIDIKAN

A. Pendahuluan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui seseorang.
Sumber-sumber pengetahuan:
1. Pengalaman
2. Otoritas/ kewenangan/ kepakaran
3. Cara berfikir deduktif (berfikir dari yang umum ke yang khusus)
4. Cara berfikir induktif (berfikir dari yang khusus ke yang umum)
5. Metode ilmiah (gabungan deduktif dan induktif)
Fungsi ilmu:
1. Menjelaskan
2. Meramalkan
3. mengontrol/ mengendalikan
B. Hakikat Penelitian
Hakikat penelitian adalah
 Penerapan pendekatan ilmiah dalam penyelesaian masalah
 Suatu usaha yang sistematis dan objektif dalam mencari pengetahuan yang dapat dipercaya
 Rangkaian kegiatan ilmiah untuk memecahkan masalah
Pendekatan ilmiah adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan dengan mengikuti pola-pola tertentu yang bisa dipertanggung jawabkan.
C. Karakteristik Penelitian
Beberapa karakteristik penting dari penelitian, diantaranya sebagai berikut :
1. Mempunyai tujuan penelitian
2. Mencakup kegiatan pengumpulan data baru
3. Mencakup kegiatan yang terencana dan sistematis
4. Menggunakan analisis logis
5. Mempertimbangkan aspek pengembangan teori
6. Mengandung unsur observasi
7. Memerlukan pencatatan terhadap gejala yang muncul
8. Melakukan kontrol
9. Memerlukan validasi instrumen
10. Memerlukan keberanian bertindak
11. Dicatat secara tepat kepada instansi yang berkepentingan sebagai laporan
D. Fungsi dan Tujuan Penelitian
Penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai, antara lain :
1. Memperoleh informasi baru
2. Mengembangkan dan menjelaskan ilmu pengetahuan
3. Menerangkan, memprediksi, dan mengontrol suatu ilmu pengetahuan
Beberapa fungsi dari penelitian, antara lain sebagai berikut :
1. Menemukan sesuatu yang baru
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan
3. Melakukan validasi terhadap teori lama
4. Menemukan permasalahan penelitian
5. Menambah khazanah pengayaan ilmiah yang baru












JENIS – JENIS PENELITIAN

A. Berdasarkan Pendekatan Analisis
1. Penelitian Kuantitatif
Adalah penelitian yang lebih mengutamakan pengukuran, statistic, hasil, pembuktian (sifatnya ilmiah).
2. Penelitian Kualitatif
Adalah penelitian yang lebih mengutamakan hal yang ilmiah (melalui wawancara, pengamatan).
B. Berdasarkan Kedalaman Analisis
1. Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang hanya menggambarkan, menceritakan keadaan yang akan diteliti.
2. Penelitian Inferensial
Adalah penelitian yang sifatnya ingin membuktikan, menemukan suatu hal.
Misalnya: apakah minat belajar berpengaruh pada prestasi belajar.
C. Berdasarkan Kedalaman Ilmiah
1. Penelitian Dasar
Adalah penelitian yang menghasilkan teori.
Misalnya: penelitian tentang sifat-sifat listrik..
2. Penelitian Terapan
Adalah penelitian yang menerapkan teori-teori yang sudah ada.
Misalnya: - Membuktikan metode A lebih baik dari metode B.
D. Berdasarkan Bidang Ilmu
1. Penelitian Eksakta
Adalah penelitian yang sasarannya benda-benda.
Misalnya: penelitian di bidang fisika, kimia dll
2. Penelitian Sosial
Adalah penelitian yang objeknya manusia (sifat hasilnya bias tidak sebenarnya). Misalnya: penelitian di bidang ilmu sosial.
E. Berdasarkan Sifat Data Ditinjau Dari Waktu
1. Penelitian Sejarah
Merupakan penelitian yang memfokuskan pencarian data dengan metode wawancara pada pelaku sejarah, misalnya para pemimpin yang terlibat, tokoh-tokoh yang mengalami dan menggunakan sumber-sumber lain termasuk objek peninggalan kejadian, prasasti, buku-buku yang erat dengan peristiwa yang diteliti. Dimana tujuannya untuk memperoleh gambaran secara objektif terhadap peristiwa besar atau objek yang diteliti.
2. Penelitian Deskriptif
Merupakan penelitian yang menfokuskan permasalahan yang diperoleh dilapangan pada masa sekarang.
3. Penelitian Expost fakto
Adalah penelitian untuk mencari penyebab perbedaan masa lampau dengan sekarang.
4. Penelitian Eksperimen
Adalah penelitian masa dating yang memunculkan masalah dan hasilnya dapat dilihat masa yang akan datang.
F. Berdasarkan Karakteristik Masalah/ Kategori Fungsional
1. Penelitian Deskriptif
2. Penelitian Perkembangan
2.1. Perkembangan Longitudinal (pada waktu yang berbeda/ bertahap)
Contoh: penelitian nilai mahasiswa fisika angkatan 2003 dari semester 1 sampai 6.
2.2. Perkembangan Gross-sectional (pada waktu yang sama/ serempak)
Contoh: penelitian kecenderungan mahasiswa dalam belajar. Mahasiswa fisika angkatan 2005, 2004, 2003 diteliti secara serempak.
3. Studi Kasus (penelitian yang sedikit tetapi lebih mendalam)
Contoh: penelitian tentang objek yang lain dari pada yang lain.
4. Survey (umum/ meluas)
Contoh: penelitian tentang hobi mahasiswa UNSRI.
5. Studi korelasi (penelitian yang menghubungkan variabel-variabel)
6. Kausal-Komparatif
Adalah penelitian tentang penyebab-penyebab yang membedakan sesuatu.
7. Penelitian Eksperimental
8. Penelitian Murni dan Quasi Eksperimen
- Penelitian murni (penelitian yang benar-benar ada)
- Penelitian quasi eksperimen (penelitian semu,contohnya penelitian di sekolah)
9. Penelitian Tindakan Kelas
10. Penelitian Kebijakan.
G. Berdasarkan Caranya
1. Penelitian Operation Research
Merupakan penelitian yang siklusnya berulang, ada tindakan, operasi yang pada umumnya dilakukan pada bidang kedokteran. Dimana dilakukan pendeteksian lebih dahulu lalu menganalisa kemungkinan yang ada, jika kemungkinan tidak benar dilakukan kembali pendeteksian hingga ditemukan kemungkinan yang tepat.
2. Penelitian Eksperimen
Merupakan penelitian yang tidak dilakukan berulang-ulang.
H. Berdasarkan Tujuan
1. Penelitian Eksploratif
Merupakan penelitian yang mengeksplor atau menggali mencari gejala tanpa dilakukan tindakan.
2. Penelitian Development
Merupakan penelitian yang berkelanjutan dimana mengembangkan penelitian yang sudah ada.
3. Penelitian Verifikatif
Merupakan penelitian yang menguji kebenaran terhadap penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

I. Berdasarkan Pendekatan
1. Pendekatan Longitudinal (pendekatan bujur)
Merupakan penelitian yang dilakukan pada subjek yang sama, sehingga faktor-faktor intern individu tidak berpengaruh terhadap hasil tetapi jangka waktu penelitian yang sangat lama sehingga dikhawatirkan banyak perubahan kondisi karena perkembangan zaman.
2. Pendekatan Cross-Sectional (pendekatan silang)
Merupakan penelitian yang menggunakan subjek yang berbeda-beda dan dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Karena subjek yang berbeda-beda perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan karena perkembangan seseorang atau kelompok mungkin ada perbedaan atau bahkan berlawanan keadaannya dengan perkembangan kelompok yang lain.
J. Berdasarkan Tempatnya
1. Penelitian Laboratorium
2. Penelitian Perpustakaan
3. Penelitian Lapangan












PROPOSAL PENELITIAN


Dalam melakukan penelitian, tentunya harus memenuhi 3 persyaratan, yaitu sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah.
Isi proposal penelitian:
- Latar belakang
- Permaslahan
- Tujuan dan manfaat
- Tinjauan pustaka
- Hipotesis (jika ada)
- Metodologi penelitian
- Langkah-langkah penelitian/ jadwal
- Daftar pustaka
1. Latar belakang masalah
Latar belakang merupakan alasan dalam memilih judul dimana berisikan teori, aturan-aturan, tata tertib (bersifat teoritis) juga bisa berupa definisi, keputusan presiden. Disamping itu berisi juga hal-hal yang sifatnya nyata, empiris atau bersifat lapangan atau fakta. Disini terdapat kesenjangan antara teoritis dengan fakta yang ada dilapangan.
2. Rumusan masalah
Berisikan bentuk pertanyaan yang ditulis secara singkat dan jelas.
3. Tujuan dan manfaat
Tujuan biasanya berkorelasi terhadap kesimpulan yang diambil sedangkan manfaat berkorelasi terhadap saran. Manfaat biasanya berisi sumbangan untuk siapa penelitian tersebut.
4. Tinjauan pustaka
Merupakan landasan kuat untuk menentukan adanya hipotesis. Biasanya berbicara tentang hal–hal yang ideal, teoritis, yang diharapkan, yang seharusnya dan dikaitkan dengan variabel.
5. Hipotesis (jika ada)
Berisi dugaan sementara tentang rumusan masalah karena belum diuji secara empiris.
6. Metodologi penelitian
Berisikan cara yang digunakan dalam penelitian
7. Langkah–langkah penelitian (jadwal kegiatan)
Langkah-langkah penelitian, antara lain : jadwal pengajuan judul, acc judul, pengajuan proposal, acc proposal, pengambilan data, seminar hasil ujian akhir.
8. Daftar Pustaka
Daftar pustaka harus sesuai dengan yang dipakai pada tinjauan pustaka. Daftar pustaka merupakan bukti agar tidak terjadi flagiator.



















MASALAH PENELITIAN

A. Definisi Masalah
Masalah merupakan objek atau topik penelitian dimana masalah dapat timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dengan kenyataan yang ada dilapangna, adanya tantangan, kesangsian atau kebingungan.
B. Masalah dan Topik Penelitian
Permasalahan penelitian dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain :
1. Kehidupan sehari-hari yang kita amati, rasakan, hayati dan kita renungkan.
2. Pembicaraan masyarakat luas yang sedang hangat.
3. Tulisan-tulisan diberbagai media.
4. Hasil penelitian
5. Buku-buku teks yang memuat berbagai teori, konsep atau prinsip.
Adapun ciri-ciri masalah yang baik, antara lain :
1. Mempunyai nilai penelitian, artinya :
a. mempunyai keaslian, bukan merupakan masalah yang dibuat-buat
b. menyatakan suatu hubungan antar variabel
c. merupakan hal yang penting
d. harus dapat diuji secara empiris
e. dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
2. Mempunyai fisibilitas, artinya :
a. data serta metode harus tersedia
b. equipment dan kondisi harus mengizinkan
c. biaya untuk memecahkan masalah harus seimbang
d. didukung oleh sponsor yang kuat
e. tidak bertentangan dengan hukum adat
3. Sesuai dengan kualifikasi peneliti, artinya :
a. menarik bagi si peneliti
b. sesuai dengan kualifikasi

Ada tiga cara merumuskan masalah yang baik, yaitu :
1. Menanyakan hubungan antar variabel.
2. Menyatakan dengan jelas sebaiknya dalam pertanyaan.
3. Harus dapat diuji secara empiris (datanya bisa diambil).
4. Tidak boleh berisi pertanyaan tentang moral, etika, estetika yang berada diluar bidang ilmiah.
Dalam memilih topik penelitian harus diperhatikan juga syarat-syarat topik penelitian yang baik, antara lain :
1. Masalah tersebut jika diteliti hasinya akan mempunyai arti penting baik dengan peerkembangan ilmu pengetahuan maupun kepentingan kehidupan sehari-hari.
2. Kesimpulan hasil penelitian mempunyai daya laku yang cukup lama, artinya dapat digeneralisasikan atau diberlakukan bukan hanya saat penelitian dilakukan tetapi juga sesudahnya.
3. Masalah tersebut memiliki daya tarik yang kuat, baik bagi peneliti maupun masyarakat.
4. Secara operasional dapat diteliti (baik dari sudut prosedur, metodologi maupun ketersediaan datanya).
C. Merumuskan Judul Penelitian
Ada yang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya ditulis selengkap mungkin sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti dengan kegiatan itu. Judul penelitian yang lengkap diharapkan mencangkup :
1. Sifat dan jenis penelitian
2. Objek yang diteliti
3. Subyek penelitian
4. Lokasi / daerah penelitian
5. Tahun / waktu terjadinya penelitian
6. Masalah, objek, topik
D. Alasan Pemilihan Judul Penelitian
Ada beberapa alasan memilih judul, diantaranya yaitu :
1. Pentingnya masalah tersebut diteliti karena akan melaksanaan kerja yang lebih efektif.
2. Menarik minat peneliti, karena dari pengalamannya, peneliti mendapat gambaran bahwa hal itu sangat menarik.
3. Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada orang yang meneliti masalah tersebut.
E. Syarat Judul Penelitian
Ada beberapa syarat yang harus ada dalam suatu judul penelitian, yaitu :
1. Topik harus muncul dalam judul
2. Judul harus jelas dan mudah dipahami
3. Judul tidak boleh puitis, harus bahasa ilmiah
4. Judul ditulis singkat kurang lebih 20 kata
5. Ditulis dalam satu kalimat
6. Ditulis secara logis
7. Hindari penggunaan singkatan
8. Gunakan bahasa Indonesia yang baik atau benar










TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka merupakan bahan bacaan atau sumber buku acuan serta pengetahuan yang ada atau teori yang mendukung untuk memunculkan hipotesis.
A. Jenis-jenis Tinjauan Pustaka
Ada dua jenis tinjauan pustaka antara lain :
1. Menurut Bentuk
a. Sumber tertulis, misalnya majalah, koran, buku, notulen
b. Sumber tidak tertulis, misalnya film, kaset, disket, monument, relief
2. Menurut Isi
a. Sumber primer yaitu sumber yang terlibat langsung dengan kejadian, misalnya pelaku sejarah.
b. Sumber sekunder yaitu sumber yang tidak terlibat langsung dengan kejadian, misalnya buku.
B. Manfaat dan Fungsi Tinjauan Pustaka
Adapun manfaat dari tinjauan pustaka, antara lain :
1. Mengetahui apakah masalah yang dipilih sudah betul–betul baik, betul–betul belum diteliti orang terdahulu
2. Mengetahui masalah-masalah lain yang mungkin menarik
3. Dapat memperlancar penyelesaian pekerjaan (berkaitan dengan instrumen yang diambil)
4. Kedudukan peneliti menjadi mantap, kokoh dan tegar karena telah bekerja dengan baik berdasarkan aturan–aturan yang berlaku secara akademis.
Sedangkan fungsi dari tinjauan pustaka, yaitu :
1. Konstruksi teoritis sebagai dasar pedoman
a. Anggapan dasar sesuatu yang benar-benar diyakini
b. Prinsip gabungan konsep–konsep
c. Teori gabungan prinsip– prinsip
d. Konsep abstraksi dari fakta (berbentuk definisi)
e. Proposisi sesuatu pernyataan yang mengandung nilai–nilai teoritis
f. Definisi operasional, skor yang diperoleh seseorang setelah mengikuti tes
2. Konstruksi teoritis sebagai tolak ukur
3. Konstruksi teoritis sebagai sumber hipotesis
C. Bagian–bagian yang perlu kajian pustaka
Dalam suatu penelitian tidak semua yang perlu dikaji pustakanya hanya ada beberapa bagian antara lain :
1. Pemilihan masalah atau judul (saran)
2. Latar belakang
3. Kajian teoritis, terdiri dari kerangka acuan dan kerangka berfikir
4. Penyusunan metodologi
D. Cara mengkaji dan mengumpulkan hasil kajian
Dalam mengkaji dan mengumpulkan hasil kajian ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti :
1. Menyiapkan sejumlah kartu berwarna (10 x 15) cm
2. Identifikasi variabel atau pokok masalah
3. Mengumpulkan sumber bahan kajian
4. Hasil kajian ditulis dalam kartu sesuai dengan variabel (pokok masalah)
E. Cara Menulis Hasil kajian Pustaka
Dalam menulis hasil kajian pustaka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, antara lain :
1. Cara menuangkan hasil kajian didalam kajian pustaka biasanya dalam bentuk narasi.
a. Kerangka teori yaitu penjelasan teoritis tentang variabel atau sub variabel atau pokok masalah.
• Lengkap, semua konsep yang tercangkup dalam permasalahan ada dukungannya
• Dari umum ke khusus
• Setimbang antara kutipan dari teori dan hasil penelitian
• Diusahakan sumber dari bahasa Indonesia atau Inggris
b. Kerangka berfikir yaitu alur fikir peneliti atau penjelasan teoritis untuk memperkuat hipotesis.
2. Cara Mempertanggungjawabkan pengambilan hasil kajian.
F. Cara Menulis Kutipan dan Sumber Kutipan
1. Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik”, jika kutipan ini merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisnya. Jika kutipan diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan ‘satu tanda petik’.
2. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung kedalamparagraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi.
3. Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan ke enam dan baris kedua diketik mulai pukulan ke empat.
4. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik.
5. Penulisan sumber kutipan ada beberapa kemungkinan seperti berikut :
a. Jika sumber kutipan mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis yang diikuti dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya diletakkan didalam kurung.
b. Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan didalam kurung.
c. Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip, tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendpat tersebut.
d. Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis tersebut harus disebutkan. Kalau penulisnya lebih dari dua orang maka yang disebutkan nama keluarga dari penulis pertama dan diikuti oleh et.al.
e. Jika masalah yang diikuti dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah :
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey, 1972 ; Miggs, 1976 ; Parmenter, 1976) menunjukkan bahwa (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut).
f. Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.
g. Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah : (Tn, 1972 : 18).
h. Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.
G. Cara Menulis Angka
Cara menulis angka dalam suatu kalimat, antara lain :
1. Ditulis dengan kata-kata apabila angka tersebut kurang dari 10.
2. Ditulis dengan angka Arab apabila angka tersebut 10 atau lebih (angka Arab berupa 10, 11, dst)
3. Untuk simbol kimia, matematika, statistika dan lain-lain, penulisan dilakukan apa adanya sesuai dengan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.
H. Cara Menulis Singkatan
1. Untuk penulisan pertama sekali suatu nama harus ditulis lengkap dan kemudian diikuti dengan singkatan resminya dalam kurung.
2. Untuk penulisan berikutnya singkatan esmi yang ada dalam kurung digunakan tanpa perlu menuliskan kepanjangannya.
3. Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.


I. Cara Menulis Daftar Pustaka
1. Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan (disingkat).
2. Tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang bersangkutan dengan digaris bawahi atau dicetak miring, kota tempat penerbit berada dan nama penerbit.
3. Baris pertama diketik mulai pukulan pertama dan baris kedua dan seterusnya diketik mulai pukulan ke lima, atau satu tab dalam komputer, jarak antara baris satu dengan berikutnya ada satu spasi, sedangkan jarak antara sumber satu dengan lainnya adalah dua spasi.
J. Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber Yang Digunakan
1. Jurnal
Nama belakang penulis, nama depan penulis (disingkat), tahun penerbitan (dalam tanda kurung), judul artikel (ditulis diantara tanda petik), judul jurnal dengan digaris bawahi dan ditulis penuh, nomor volume dengan angka Arab dan digaris bawahi tanpa didahului dengan tingkatan “Vol”, nomor penerbitan (jika ada) dengan angka Arab dan ditulis diantara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “pp”.
2. Buku
Nama belakang penulis, nama depan (dapat disingkat), tahun terbit, judul buku digaris bawahi, edisi, kota asal, penerbit.
a. Jika buku ditulis oleh seorang saja, nama belakang penulis, nama depan, dst.
b. Jika buku ditulis oleh dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis.
c. Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et al. (dicetak miring atau digaris bawahi).



HIPOTESIS PENELITIAN

A. Definisi Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua suku kata, yaitu hypo artinya dibawah dan thesa artinya kebenaran. Sehingga Hipotesis merupakan suatu dugaan sementara terhadap permasalahan penelitian.
B. Ciri-ciri Hipotesis
Adapun ciri-ciri hipotesis yang baik, antara lain :
1. Mempunyai daya penjelas
Maksudnya adalah bahwa dengan ada hipotesis, maka pertanyaan kita terhadap permasalahan dapat dijawab secara teoritis.
2. Menyatakan hubungan yang diharapkan antara variabel-variabel.
3. Dapat diuji.
Maksudnya hipotesis dapat diuji kebenarannya menggunakan instrumen penelitian
4. Harus berhubungan atau konsisten dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan.
5. Pernyataan yang sederhana dan singkat
Maksudnya hipotesis hanya berupa kata-kata dalam sebuah kalimat, yang sederhana, ringkas dan dapat dimengerti.
C. Manfaat Hipotesis
1. Sebagai penjelasan sementara
2. Pernyataan hubungan langsung yang dapat diuji.
3. Sebagai arah penelitian
4. Kerangka untuk melaporkan kesimpulan dalam penelitian .
D. Sumber Hipotesis
Adapun sumber-sumber yang dapat menimbulkan hipotesis penelitian, antara lain
1. Dari penelitian itu sendiri atau logika peneliti
2. Teori atau pendapat orang lain
3. Hasil penelitian dahulu yang relevan
E. Jenis-jenis Hipotesis
Hipotesis terbagi menjadi dua macam, antara lain :
1. Hipotesis yang menyatakan hubungan dua atau lebih variabel (Uji Korelasi).
Contoh: Hubungan antara tempat tinggal siswa dengan hasil belajarnya
2. Hipotesis yang menyatakan perbedaan atau perbandingan dua atau lebih variabel sebagai akibat dari variable lain (Studi Komparasi).
Contoh: Pengaruh tanaman yang diberi pupuk dengan yang tidak diberi pupuk
F. Cara menyatakan Hipotesis
Seorang ahli bernama Borg yang dibantu oleh temannya Gall (1979 : 61) mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut :
1. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas.
2. Hipotesis harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
3. Hipotesis harus didukung oleh teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan.
Ada beberapa cara dalam menyatakan hipotesis, antara lain :
1. Jika … (A) ... , maka … (B) ….
2. Terdapat hubungan antara A dan B
3. Terdapat hubungan antara A, B, C dan D
4. A lebih besar dari B
5. Lebih baik A daripada B
6. Terdapat perbedaan antara A dan B
7. Terdapat pengaruh A terhadap B
F. Bentuk Hipotesis
Adapun bentuk dari hipotesis yaitu :
1. Hipotesis Teoritis
Merupakan hipotesis yang diturunkan secara langsung dari teori.
2. Hipotesis Statistik
Merupakan hipotesis yang diturunkan jika kita ingin menguji secara statistik.
Ada dua macam hipotesis statistik yaitu
a. Hipotesis Nol ( H0 )
Adalah hipotesis yang menyatakan tidak
Rumusan hipotesis nol :
1) Tidak ada perbedaan antara …… dengan …..
Contoh :
Tidak ada perbedaan antara mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah.
2) Tidak ada pengaruh ……. terhadap ……
Contoh :
Tidak ada pengaruh jarak rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti kuliah.
Fungsi H0: untuk menetralisir praduga peneliti. Setiap peneliti cenderung mernginginkan hipotesisnya menjadi tesis jadi dengan adanya H0 praduga/ keinginan peneliti dapat dinetralisir.
b. Hipotesis Alternatif (Ha)
Adalah lawan hipotesis nol.
Rumusan hipotesis alternatif :
1) Jika …… maka ……
Contoh :
Jika orang banyak makan, maka berat badannya akan naik.
2) Adanya perbedaan antara …… dan ……..
Contoh :
Adanya perbadaan antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
3. Hipotesis Mayor
Misal: Y dipengaruhi oleh X1, X2, X3
4. Hipotesis Minor
Misal: Y dipengaruhi oleh X1
Y dipengaruhi oleh X2
Y dipengaruhi oleh X3
G. Lambang Hipotesis Statistik
1. Hipotesis yang menyatakan perbedaan atau pengaruh
a. Hipotesis yang menyatakan perbedaan yang tidak berarah
H0 : 1 = 2
Ha : 1 ¹ 2
b. Hipotesis yang menyatakan perbedaan yang berarah
Hipotesis yang menyatakan perbedaan yang berarah dibagi dua, yaitu :
- Yang menyatakan berarah positif
H0 : 1  2
Ha : 1  2
- Yang menyatakan berarah positif
H0 : 1  2
Ha : 1  2
2. Hipotesis yang menyatakan hubungan
a. Hipotesis yang menyatakan hubungan yang tidak berarah
H0 : xy = 0
Ha : xy ¹ 0
b. Hipotesis yang menyatakan hubungan yang berarah
Hipotesis yang menyatakan hubungan yang berarah dibagi dua, yaitu :
- Yang menyatakan berarah positif
H0 : xy  0
Ha : xy  0
- Yang menyatakan berarah positif
H0 : xy  0
Ha : xy  0


METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penelitian.
Adapun jenis-jenis dari metode penelitian, yaitu
A. Metode Deskriptif
Merupakan metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Masa sekarang bukan berarti hanya objek yang diperoleh sekarang tetapi bisa juga objek yang sudah lama yang berasal dari peneliti bukan dari literatur atau buku.
Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tujuan dari metode ini yaitu membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun cirinya yaitu dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan menggunakan schedule questioner atau pun interview guide.
Jenis-jenis metode deskriptif, antara lain :
1. Metode survey
2. Metode deskriptif berkesambungan (continuity)
3. Penelitian studi kasus
4. Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
5. Penelitian tindakan (action research)
6. Penelitian perpustakaan dan documenter.
Adapun kriteria pokok metode deskriptif yaitu
1. Kriteria Umum
a. Masalah yang dirumuskan harus patut, ada nilai ilmiah serta tidak terlalu luas.
b. Tujuan penelitian harus dinyatakan dengan tegas dan tidak terlalu umum.
c. Data yang digunakan harus fakta-fakta yang terpercaya dan bukan merupakan opini.
d. Standar yang digunakan untuk membuat perbandingan harus mempunyai validitas.
e. Harus ada deskripsi yang terang tentang tempat serta waktu penelitian dilakukan.
f. Hasil penelitian harus berisi secara detail yang digunakan baik dalam mengumpulkan data maupun dalam menganalisa data serta studi kepustakaan yang dilakukan. Deduksi logis harus jelas hubungannya dengan kerangka teoritis yang digunakan jika kerangka teoritis untuk itu telah dikembangkan.
2. Kriteria Khusus
a Prinsip-prinsip atau pun data yang digunakan dinyatakan dalam nilai (value).
b Fakta-fakta atau pun prinsip-prinsip yang digunakan adalah mengenai masalah status.
c Sifat penelitian adalah ex post facto, karena itu tidak ada control terhadap variabel, dan peneliti tidak mengadakan pengaturan atau manipulasi terhadap variabel.
Langkah-langkah umum pada metode deskriptif yaitu :
1. Memilih dan merumuskan masalah
2. Menentukan tujuan
3. Memberikan limitasi area atau scope penelitian
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat, perlu dirumuskan kerangka teori kemudian diturunkan hipotesis untuk diverifikasi.
5. Menelusuri sumber kepustakaan
6. Merumuskan hipotesa.
7. Melakukan kerja lapangan untuk megumpulkan data
8. Membuat tabulasi serta analisa statistic
9. Memberikan interpretasi
10. Generalisasi
11. Laporan.
B. Metode Eksperimen
Merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya akibat atau sesuatu yang dikenakan pada subjek didik (penelitian sebab akibat).Misalnya seperti membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan.
Adapun kriteria umum metode eksperimen yaitu
1. Masalah yang dipilih harus masalah yang penting dan dapat dipecahkan.
2. Faktor-faktor serta variabel dalam percobaan harus didefinisikan seterang-terangnya.
3. Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok, sehingga dapat memaksimalkan variabel perlakuan dan meminimalkan variabel pengganggu dan variabel random.
4. Ketelitian serta ketepatan ukuran dalam observasi sangat diperlukan.
5. Metode, material serta referensi yang digunakan dalam penelitian harus dilukiskan seterang-terangnya.
6. Interpretasi serta uji statistik harus dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter-parameter yang dicari atau yang diestimasikan.
Langkah-langkah dalam merencanakan percobaan yaitu
1. Rumuskan permasalahan
2. Formulasikan hipotesa
3. Pengaturan teknik serta desain percobaan
4. Penyelidikan atas kemungkinan-kemungkinan hasil yang diperoleh dari percobaan dan menghubungkan kemali kepada alas an mengapa percobaan harus dilakukan.
5. Pertimbangkan teknik dan prosedur statistik
6. Laksanakan percobaan
7. Aplikasikan teknik statistik terhadap data dari percobaan
8. Tarik kesimpulan dari estimasi-estimasi yang diperoleh serta dari riap kuantitas yang diperoleh.
9. Berikan evaluasi terhadap seluruh penelitian dan bandingkan dengan percobaan-percobaan lain yang telah dilakukan dengan masalah yang serupa atau hampir serupa.
Jenis-jenis metode eksperimen, antara lain :
1. Model true eksperimen
a. Satu jenis perlakuan
E = O1 x O2 dimana : E = kelas eksperimen
P = O1 O2 P = kelas pembanding (control)
Bagaimana perbedaan O1 dan O2 dikelas eksperimen dengan O1 dan O2 dikelas pembanding. Efektifitas perlakuan ditunjukkan oleh perbedaan antara ( O2 - O1 ) pada kelas eksperimen dengan ( O2 - O1 ) pada kelas pembanding.
b. Dua jenis perlakuan
E1 = O1 x O2 dimana : E1 dan E2 = kelas eksperimen
E2 = O1 x O2 P = kelas pembanding (kontrol)
P = O1 O2
c. Solomon four group design
E1 = O1 x O2 dimana : x = perlakuan, O1 = pretest, O2 = posttest
P1 = O1 O2 E1 = dapat diketahui efek tes awal dan perlakuan
E2 = x O2 P1 = dapat diketahui efek tes awal saja
P2 = O2 E2 = dapat diketahui efek perlakuan saja
P2 = tidak diberi tes awal dan perlakuan
2. Model Kuasi Eksperimen
Terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Model one show case study
b. Model one group prestasi pretest design.
c. Model posttest only control genap design.
Perbedaan pokok antara metode eksperimen dengan metode deskriptif yaitu
1. Pada metode eksperimen terdapat kontrol, sedangkan pada metode deskriptif tidak ada.
2. Pada metode eksperimen si peneliti mengadakan manipulasi terhadap variabel, sedangkan pada metode deskriptif variabel yang diteliti berada dalam keadaan sebagaimana adanya.
Teknik statistik yang biasa digunakan antara lain :
1. Uji Z atau uji T 2. Analisa variance
3. Uji X2 4. Regresi dan korelasi
VARIABEL PENELITIAN

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
A. Hakikat Data
Perbedaan data dengan informasi
Data : belum mempunyai arti
Informasi : data yang sudah diolah sehingga mempunyai makna.
Macam-macam data:
1. Data kualitatif
Adalah data berupa bukan angka yang menunjukkan kualitas
2. Data kuantitatif
Adalah data berupa angka yang menunjukkan jumlah
Data kualitatif terbagi 2 yaitu:
a. Data kontinu adalah data yang berbentuk pecahan. Misalnya umur
b. Data Diskrit adalah data yang berbentuk bilangan bulat. Misalnya jumlah anak.
4 tingkatan data:
1. Data nominal adalah data tentang apa yan ada yang berbentuk jumlah bilangan. Misalnya jenis pekerjaan.
Petani : ditunjukkan dengan angka 1
Pedagang : ditunjukkan dengan angka 2
PNS : ditunjukkan dengan angka 3
Tentara : ditunjukkan dengan angka 4
Sifat data nominal tidak membanding-bandingkan.
2. Data ordinal adalah data yang lebih tinggi dari data nominal
3. Data interval adalah data yang jaraknya sama.
4. Data rasio adalah data dengan nilai mutlak.

B. Jenis-jenis Variabel
1. Variabel bebas Vs variabel terikat
 Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan timbulnya variabel lain.
 Variabel terikat adalah variabel yang timbul akibat variabel lain.
2. Variabel predictor Vs variabel kriterion
 Variabel prediktor adalah variabel yang bisa memprediksi timbulnya variabel lain.
 Variabel kriterion adalah variabel yang timbul karena hasil prediksi dari variabel prediktor.
3. Variabel manipulatif Vs variabel atribut
 Variabel manipulatif adalah variabel yang bisa diberi perlakuan.
 Variabel atribut adalah variabel yang sudah menempel sebagai atribut atau tanda pada suatu objek penelitian.
4. Variabel intervening Vs variabel moderator
 Variabel intervening adalah variabel yang menghubungkan variabel satu dengan variabel lain yang berupa sebab akibat.
 Variabel moderator adalah variabel karena fungsinya ikut mempengaruhi variabel terikat serta memperjelas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
5. Variabel kendali Vs variabel rambang
 Variabel kendali adalah variabel yang membatasi variabel moderator, sebagai kontrol terhadap variabel lain yang mempengaruhi variabel terikat.
 Variabel rambang adalah variabel yang tidak diperhitungkan dalam penelitian tetapi sering muncul.



POPULASI DAN SAMPEL

A. Populasi
Populasi adalah kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Jika seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam suatu wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi penelitiannya adalah studi populasi atau studi sensus. Karakteristik populasi menentukan luas/ sempitnya generalisasi dan heterogenitas populasi.
Karakteristik sempit:
- Generalisasi lebih luas
- Lebih heterogen
Karakteristik banyak:
- Generalisasi lebih sempit
- Lebih homogen
Penelitian populasi dilakukan apabila peneliti ingin melihat liku–liku yang ada di dalam populasi. Oleh karena subjeknya meliputi semua yang ada di dalam populasi, maka juga disebut sensus. Objek pada populasi diteliti, hasilnya dianalisis, disimpulkan dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subjeknya tidak terlalu banyak.
B. Sampel
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil peneltian sampel. Sedangkan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Fungsi sample:
1. Mereduksi objek/ subjek penelitian
2. Ingin melakukan generalisasi
3. Ingin menyederhanakan tugas penelitian
4. Agar efektif dan efisien dalam bekerja bagi peneliti
Penelitian sampel baru dapat dilaksanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benar-benar homogen. Apabila subjek populasi tidak homogen, maka kesimpulannya tidak boleh diberlakukan bagi seluruh populasi (hasilnya tidak boleh digeneralisasikan). Suatu sampel haruslah representatif yaitu mewakili populasi dan karakteristik sampel mencerminkan karakteristik populasi.
Adapun tujuan dalam pengambilan sampel yaitu mereduksi objek penelitian dan ingin mengadakan generalisasi.
Petunjuk dalam pengambilan sampel, antara lain :
1. Daerah generalisasi
2. Penegasan sifat populasi
3. Ketegasan batas-batas populasi
4. Sumber informasi
5. Besar kecilnya sampel
6. Teknik sampel
Teknik sampel dibagi 2 jenis, yaitu :
1. Random Sampling, yang dapat dilakukan bila populasinya homogen.
Yang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu :
a. Undian (untung-untungan)
b. Ordinal (tingkatan sama)
c. Tabel bilangan random
2. Non Random Sampling, yang dapat dilakukan bila populasinya heterogen.
Bisa dilakukan dengan tujuh cara yaitu :
a. Proporsional sampling
Digunakan sebagai penyempurna sampel berstrata dan sampel wilayah yaitu pengambilan subjek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subjek dalam masing-masing strata atau wilayah.
b. Stratified sampling
Digunakan apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan–tingkatan atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random. Adanya strata, tidak boleh diabaikan, dan setiap strata harus diwakili sebagai sampel.
c. Purposive sampling
Dilakukan dengan cara mengambil subjek didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
d. Quota sampling
Pengambilan sampel berdasarkan pada jumlah yang telah ditentukan. Yang penting diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah yang telah ditetapkan.
e. Double sampling
Sampel kembar adalah dua buah sampel yang sekaligus diambil oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau untuk mengadakan pengecekan terhadap kebenaran data dari sampel pertama.
f. Area probability sampling
Sampel wilayah dilakukan apabila ada perbedaan ciri antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi.
g. Cluster sampling
Pengambilan sampel yang didasarkan pada kelompok.



INSTRUMEN PENELITIAN

Penentuan dan penyusunan instrumen merupakan salah satu prosedur dalam melakukan penelitian pendidikan. Suatu cara memperoleh data mengenai varibel-variabel penelitian dalam kegiatan penelitian disebut metode pengumpulan data.
A. Jenis-jenis Instumen Penelitian
Ada lima jenis teknik instrumen pendidikan yaitu :
1. Teknik Observasi (Pengamatan)
Merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki dengan menggunakan seluruh alat indera.
- Ciri-ciri pengamatan dalam penelitian yaitu :
a. Mempunyai arah yang khusus
b. Sistematik (mempunyai urutan yang jelas)
c. Bersifat kuantitatif
d. Diikuti pencatatan segera (pada waktu observasi langsung)
e. Menuntut keahlian
f. Hasilnya dapat dicek dan dibuktikan
- Jenis-jenis observasi yaitu :
a. Observasi partisipan
Merupakan observer yang turut ambil bagian atau berada dalam keadaan objek yang diobservasi.
b. Observasi sistematik
Cirinya ada kerangka yang memuat fakta-fakta yang telah diatur kategorinya.
c. Observasi eksperimental
Observasi yang dilakukan dimana ada obsever mengadakan pengendalian unsur-unsur penting, sehingga situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Teknik Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti.
- Tujuan teknik kuesioner yaitu
a. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian
b. Memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara sistematik
- Macam-macam angket, antara lain :
a. Dipandang dari cara menjawabnya :
• Kuesioner terbuka yang memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
• Kuesioner tertutup yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan.
• Kuesioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.
• Kuesioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya ada:
 Kuesioner pilihan ganda yang dimaksud adalah sama dengan kuesioner tertutup.
 Kuesioner isian yaitu sama dengan kuesioner terbuka.
 Kuesioner angket atau chek-list dimana responden tinggal membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai.
 Rating-scale yaitu suatu pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkat misalnya mulai dari yang sangat setuju sampai dengan ke sangat tidak setuju.
3. Teknik Wawancara (Interview)
Merupakan proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan.
- Tujuan teknik ini adalah untuk mengumpulkan informasi dan bukan untuk merubah atau pun mempengaruhi pendapat responden.
- Jenis-jenis wawancara :
a. Menurut prosedur
• Wawancara bebas (Ingiuded interview)
Pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data yang akan dikumpulkan.
• Wawancara terpimpin (Guided interview)
Pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci seperti dalam interview terstruktur.
• Wawancara bebas terpimpin
Pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besarnya tentang hal-hal yang akan ditanyakan.
b. Menurut sasaran penjawab
• Wawancara perorangan
• Wawancara kelompok
4. Teknik Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimilki kelompok atau individu.
Ditinjau dari sasaran atau objek yang akan dievaluasi maka ada beberapa macam tes atau alat ukur lain, antara lain :
a. Tes Kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang, yang diukur bisa kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dll.
b. Tes Bakat atau Aptitude test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
c. Tes Intelegensi atau Intelligence test yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat inntelektual seseorang dengan memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
d. Tes Sikap atau Attitude test sering disebut skala sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
e. Teknik Proyeksi atau Projektive Technique.
f. Tes Minat atau measure of interest adalah alat menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
g. Tes Prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.
5. Teknik Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen artinya barang-barang tertulis. Didalam melakukan penelitian dengan menggunakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen, catatan harian dan sebagainya.
Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan :
a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya.
b. Check-list yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda setiap pemunculan gejala yang dimaksud.
B. Penentuan Instrumen
Pemilihan metode dan instrumen penelitian sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu objek penelitian, sumber data, waktu dan dana yang tersedia, jumlah tenaga peneliti, teknik yang akan digunakan untuk mengolah data bila sudah terkumpul.
Secara garis besar pemilihan metode dan instrumen memperhatikan beberapa hal berikut :
1. Tujuan penelitian, yang sekaligus menentukan jenis dan macam variabel.
2. Sampel penelitian, jika sampelnya besar tentu saja peneliti tidak mampu menggunakan wawancara tetapi bisa menggunakan metode angket.
3. Lokasi, apabila lokasi penelitian meliputi daerah yang luas akan lebih efektif jika menggunakan metode kuesioner.
4. Pelaksanaan, jika pelaksanaannya cukup banyak sedangkan respon tidak begitu banyak maka sangat mungkin menggunakan wawancara atau observasi.
5. Biaya dan waktu, bila biaya dan waktu yang terbatas maka peneliti hanya dapat menggunakan kuesioner.
6. Data, jika akan mengorek data pendapat yang lebih dalam, maka wawancara yang lebih efektif.
C. Pengadaan Instrumen
Prosedur yang ditempuh dalam mengadakan instrument yang baik adalah :
1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, kategori variabel. Untuk tes langkah ini merupakan perumusan tujuan dan pembuatan tabel spesifikasi.
2. Penulisan butir soal.
3. Penyuntingan yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman mengerjakan, surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain.
4. Uji-coba, baik dalam skala kecil maupun besar.
5. Penganalisaan hasil, analisa hasil item, melihat pola jawaban,peninjauansaran-saran dan sebagainya.
6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasakan kurang baik, dengan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.
D. Syarat Instrumen
Adapun syarat-syarat instrumen yang baik, antara lain :
1. Valid (ukuran ketepatan)
2. Reliabel (ukuran ketetapan)
3. Objektif
4. Sederhana
5. Memiliki daya pembeda
6. Memiliki tingkat kesukaran
Validitas merupakan mengukur apa yang seharusnya diukur.
1. Validitas Logis yaitu validitas yang berdasarkan logika atau rasional
a. Validitas isi (content validity)
Merupakan validitas yang isi tesnya tercermin dalam butir-butir soal sesuai dengan materi pelajaran yang telah ditentukan dalam kurikulum.
b. Validitas konstruksi (construct validity)
Merupakan validitas yang isi tesnya aspek-aspek berfikir yang tertuang dalam TIK.
2. Validitas Empiris yaitu validitas yang berdasarkan pengalaman atau kriteria yang telah ditentukan.
a. Validitas yang ada sekarang (concurrent validity)
Merupakan validitas yang hasil tesnya sesuai dengan kriteria yang telah diketahui keberhasilannya berdasarkan pengalaman.
b. Validitas prediksi (predictive validity)












PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu segera di garap oleh staf peneliti, khususnya yang bertugas mengolah data. Atau sering di sebut pengolahan data, data preparation, adapula data analisis. Tujuan pengolahan data adalah untuk memperoleh informasi terhadap jawaban pertanyaan penelitian.
A. Kegiatan-kegiatan dalam Pengolahan Data
1. Editing
Yang diedit tentang:
- Kelengkapan jawaban
- Keterbacaan tulisan
- Kejelasan makna jawaban
- Kesesuaian jawaban
- Relevansi jawaban
- Keseragaman satuan data
2. Koding yaitu memberi kode atau klasifikasi jawaban ke dalam kategori.
3. Tabulasi yaitu pembuatan table distribusi frekuensi.
B. Deskripsi Data
Data dideskripsikan dan disajikan dalam bentuk:
- Tabel distribusi frekuensi
- Grafik
- Histrogram
Tujuannya untuk mengetahui gambaran umum data sehingga bisa menghasilkan informasi.
Besaran-besaran:
- Mean - Skor maksimal
- Median - Simpangan baku
- Modus - Varians
- Skor minimal
C. Analisa Data
1. Analisis Deskriptif (non statistik)
- Analisis deskriptif kuantitatif (persentase)
Contoh: penilaian terhadap modul A
- Analisis deskriptif kualitatif (kategori, criteria, tolok ukur)
Contoh: skala sikap
2. Analisis Statistik
- Teknik statistik deskriptif
Menggunakan hitungan-hitungan statistik seperti mean, modus, median, simpangan baku, varians dan dideskripsikan dalam bentuk tabel, grafik, histogram dll.
- Teknik statistik inferensial
Menggunakan uji statistik untuk menguji hipotesis.
D. Uji Statistik
Persyaratan dalam uji statistik:
Sebelum menentukan jenis uji statistik, perlu diadakan uji persyaratan analisis:
 Uji normalitas (data terdistribusi normal)
 Uji homogenitas
 Uji linieritas
Jenis-jenis uji statistik:
 Uji korelasi
 Uji regresi
 Uji perbedaan dua kelompok sample
- Uji t : berdasarkan perbedaan mean 2 kelompok sample.
- Uji x2 : berdasarkan perbedaan frekuensi.




GENERALISASI DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN


A. Generalisasi Penelitian
Generalisasi merupakan hubungan antara problematika, hipotesis dan kesimpulan.






1. Kesimpulan penelitian non statistik
Terhadap data yang bersifat kualitatif, maka pengolahanya dibandingkan dengan suatu standar atau kriteria yang telah dibuat oleh peneliti maka kesimpulan yang mungkin dibuat berdasarkan kriteria atau standar yang ditentukan.
a. sesuai dengan standar
b. kurang sesuai dengan standar
c. tidak sesuai dengan standar
2. Kesimpulan penelitian statistik
Pada saat penelitian melakukan penelitian terhadap sampel, maka ia berharap bahwa kesimpulan dapat berlaku untuk seluruh populasi. Dengan rumusan penelitian : penggunaan teknik statistik inferensial adalah untuk mengadakan estimasi berdasarkan informasi yang diperoleh terhadap parameter.
Hal ini dihubungkan dengan seberapa besar kita bisa mempercayai bahwa kesimpulan atau hasil statistik tersebut tepat sesuai dengan seberapa banyak kita boleh percaya, itulah sebabnya maka diperlukan daerah kepercayaan dan batas kepercayaan.
B. Laporan Hasil Penelitian
Adapun contoh format laporan penelitian adalah :
Bahan Pendahuluan
1. Halaman Judul
2. Perngantar kata
3. Daftar isi
4. Daftar Tabel
5. Daftar gambar / ilustrasi atau gambar

Adapun gambaran laporannya yaitu :
Bab I. Pendahuluan
A. Permasalahan
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
Bab II. Penelaahan Kepustakaan atau Kajian Pustaka
A. Penemuan yang lalu
B. Teori yang mendasari
C. Ringkasan dan kerangka pikir peneliti
D. Hipotesis
Bab III. Metodologi Penelitian
A. Pemilihan Subjek
B. Desaian dan pendekatan penelitian
C. Pengumpulan data
Bab IV. Pelaksanaan penelitian
A. Validasi instrument
B. Pengumpulan data dan penyajian data
C. Analisis data
D. Hasil Analisis
Bab V. Hasil Penelitian dan pembahasan
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
C. Diskusi
Bahan Penunjang
A. Kepustakaan
B. Indeks
Membuat laporan penelitian merupakan langkah terakhir dari serentetan kegiatan penelitian. Laporan penelitian sangat penting artinya bagi kemajuan ilmu pengetahuan karena orang menjadi tahu apa yang telah dilakukan orang untuk dapat dipahami pembaca, maka menulis laporan harus mengikuti aturan dan format yang umum.
















PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memeperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional.
Reflektif artinya penelitian ini dilakukan berulang-ulang sehingga ada siklus penelitian, dalam siklus ada refleksinya, jadi siklus tersebut diharapkan semakin lama penelitian semakin bagus.
A. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Adapun karakteristik penelitian tindakan kelas, antara lain :
1. Masalah berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru
2. Adanya tindakan atau aksi nyata tertentu untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas
3. Adanya refleksi dari peneliti atau guru
4. Situasional
5. Upaya kolaborasi guru – siswa
6. Self – evaluatif
7. Luwes – menyesuaikan
8. Memanfaatkan data pengamatan perilaku empiris
9. Ketetapan ilmiah agak longgar
B. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan dari penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran
2. Latihan dalam jabatan sehingga profesionalisme guru semakin bertambah
3. Pengembangan keterampilan guru
Sedangkan manfaat penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Inovasi pembelajaran
2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah atau kelas
3. Jembatan antara teori dan praktek pendidikan
4. Peningkatan profesionalisime guru
5. Mengathui efektif tidaknya praktek-praktek pembelelajaran
C. Bentuk-Bentuk Penelitian Tindakan Kelas
1. Guru sebagai peneliti, guru mengajar sekaligus meneliti
2. Kolaboratif, ide muncul dari orang lain tetapi permasalahan muncul dari guru, contoh kolaborasi mahasiswa dan guru
3. Simutan atau terintegrasi, dititikberatkan kepada peneliti guru dijadikan sebagai respon atau pengambilan data
4. Administrasi sosial eksperimental
D. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan Kelas
1. Tindakan tidak mengganggu sistem
2. Metode atau teknik tidak terlalu menuntut kemampuan atau waktu
3. Harus terencana dengan cermat
4. Masalah harus nyata, menarik bila dilaksanakan
5. Memperhatikan etika atau tata karma pendidikan
6. Gerakan yang berkelanjutan (on-going)
E. Petunjuk Praktis dalam Penerapan Penelitian Tindakan Kelas
1. Berangkat dari masalah yang kecil
2. Rencanakan penelitian tindakan kelas dengan cermat
3. Susun jadwal yang realistis
4. Libatkan pihak lain
5. Buatlah pihak lain yang terkait terinformasi
6. Ciptakan sistem umpan balik
7. Buat jadwal penulisan hasil penelitian
F. Perbedaan antara Penelitian Formal dan Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Formal Penelitian Tindakan Kelas
1. Dilakukan oleh orang luar
2. Sampel representatif
3. Instrumen harus valid dan reliable
4. Analisis statistik
5. Ada hipotesis
6. Pengembangan teori
7. Memperbaiki praktek pembelajaran secara tak langsung
8. Hasil penelitian merupakan produk ilmu Guru dan dosen
Tidak perlu
Tidak perlu
Tidak begitu perlu
Tidak selalu
Tidak
Memperbaiki secara langsung

Merupakan produk ilmu dan proses

G. Tahap-Tahap Penelitian Tindakan Kelas
a. Perencanaan
Dalam perencanaan guru berserta timnya melakukan beberapa persiapan yaitu merancang Rencana Pembelajaran, dan Satuan Pembelajaran pokok bahasan yang telah dianggap sulit dan diketahui kesulitannya.
b. Tindakan
Melakukan proses belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pembelajaran dan melakukan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
c. Pengamatan
Untuk dapat mengetahui apakah pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana yang telah disusun dan seberapa jauh pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-tanda akan tercapainya tujuan tindakan maka perlu diadakannya pemantauan.
Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu :
1. Keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
2. Hasil ulangan harian siswa.
Untuk dapat mengetahui prestasi belajar siswa melalui hasil ulangan hariannya, yang tuntas dan yang belum tuntas dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi. Siswa yang tuntas belajar secara individu memperoleh nilai  6,5 (Sirait, 1989 : 369)
d. Refleksi
Analisa data dapat dilakukan dengan membandingkan data hasil tindakan ke n – 1 dengan data hasil tindakan n. Misalnya data hasil sebelum tindakan atau To dengan data hasil tindakan T1. Jika hasil dari tindakan tersebut didapat T1 > To berarti terjadi peningkatan hasil belajar maka siswa yang telah mencapai > 6,5 dapat dinyatakan telah mengalami ketuntasan dalam belajar, sebaliknya apabila tidak ada peningkatan maka perlu diadakan refleksi mengenahi kekurangan dan kelemahan dari siklus ini sehingga dapat dibenahi dan diperbaiki untuk siklus yang selanjutnya. Dan seterusnya sampai siswa yang mengalami ketuntasan dalam belajar sebanyak 85% dari jumlah siswa. Siklus terakhir berdasarkan target.
H. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Perubahan


observasi observasi observasi





I. Bentuk Format Proposal Penelitian Tindakan Kelas
a. FKIP UNSRI (S-1 Penyetaraan)
1. Latar belakang masalah 5. Manfaat hasil penelitian
2. Permasalahan 6. Kajian teori atau hipotesis
3. Cara pemecahan masalah 7. Rancangan penelitian
4. Tujuan penelitian 8. Jadwal penelitian
b. Dikti – PGSM
1. Judul penelitian 6. Lokasi
2. Masalah yang dihadapi 7. Personalia tim peneliti
3. Cara pemecahan yang diajukan 8. Jadwal kegiatan
4. Hasil yang diharapkan 9. Jumlah dan rincian biaya
5. Prosedur kerja
c. Dikdasemen Dit. SLTP Diknas 2001
1. Judul
2. Pendahuluan
a. Deskripsi masalah
b. Rumusan masalah
c. Tujuan
d. Manfaat
3. Kajian pustaka dan rencana tindakan
4. Metode penelitian
a. a. Setting penelitian
b. b. Persiapan penelitian
c. c. Siklus penelitian
d. d. Pembuatan instrumen
e. e. Analisis dan refleksi
5. Jadwal penelitian
6. Rencana anggaran biaya
7. Daftar pustaka
J. Langkah-langkah umum Penelitian Tindakan Kelas
1. Identifikasi masalah
Dapat berupa :
- Apa yang menjadi keprihatinan anda ?
- Mengapa anda memprihatinkanya ?
- Apa yang dapat anda lakukan ?
- Bukti-bukti apa yang dapat anda kumpulkan ?
- Bagaimana cara mengumpulkan bukti-bukti itu ?
2. Analisis masalah atau menentukan factor-faktor penyebab utama
Dapat berupa :
- Masalah harus betul-betul penting bagi guru
- Masalah harus sesuai dengan kemampuan guru dalam menyelesaikannya.
- Masalah harus dirumuskan dengan jelas.
Pertanyaan yang harus dijawab dalam analisis masalah :
- Kondisi-kondisi apa yang perlu dipersiapkan ?
- Dalam konteks apa atau dibawah situasi apa dapat dilakukan analisis masalah guna membantu guru untuk mengidentifikasi masalahnya ?
- Urutan langkah apa yang paling efektif untuk menyingkap masalah untuk diteliti bersama guru ?
- Bagaimana analisis dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan harga diri atau rasa aman bagi guru ?
- Bagaimana dengan faktor waktu ?
- Peran-peran apa yang dilakukan oleh semua yang berkolaborasi dan berperan serta ?
3. Rumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah
4. Kelaikan solusi atau pilihan tindakan
K. Perumusan Hipotesis dan Implementasi
Sangat penting dalam merumuskan suatu hipotesis, karena merupakan :
1. Rumusan alternatif-alternatif tindakan
2. Setiap alternatif tindakan perlu dikaji ulang
3. Pilih alternatif tindakan yang terbaik
4. Menentukan langkah-langkah untuk melaksanakan tindakan
5. Menentukan cara untuk menguji hipotesis
Implementasi penelitian tindakan kelas yaitu :
1. Kegiatan awal persiapan implementasi
a. Pembicaraan dengan kepala sekolah atau guru mengenai rencana penelitian tindakan kelas
b. Pelatihan bagi guru
c. Penciptaan situasi kelas dan sekolah
d. Pelatihan dengan simulasi dan pemberian contoh bagaimana melakukan tindakan
e. Persiapan cara dan alat pemantau
f. Persiapan perangkat dan bahan yang diperlukan
g. Persiapan untuk mendiskusikan hasil pemantauan
2. Persiapan
3. Implementasi di kelas
4. Pengelolaan dan pengendalian
5. Modifikasi prosedur dan cara tindakan
L. Formulasi Solusi dalam Bentuk Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Jawaban tersebut harus dalam bentuk tindakan nyata yang dilakukan oleh peneliti.
Penting untuk dikaji yaitu
1. Kajian teori pembelajaran atau teori pendidikan
2. Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan
3. Kajian hasil diskusi dengan teman sejawat, pakar, peneliti lain
4. Kajian pendapat dan saran pakar pendidikan
M. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan adalah upaya mengamati dan mendokumentasikan proses pelaksanaan tindakan untuk mengetahui kesesuaiannya denganrencana tindakan dan seberapa pelaksanaan tindakan tersebut dapat diharapkan menuju ke tercapainya perubahan yang diinginkan.
Fungsi pemantauan antara lain :
1. Untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan dan rencana tindakan
2. Untuk mengetahui seberapa pelaksanaan tindakan dapat diharapkan akan menghasilkan perubahan yang diinginkan.
Sasaran dari pemantauan yaitu :
1. Seberapa pelaksanaan tindakan telah sesuai dengan rencana
2. Seberapa pelaksanaan tindakan telah menunjukkan tanda-tanda tercapainya tujuan
3. Apakah terjadi dampak positif
4. Apakah terjadi dampak negatif
Kriteria dari pemantauan yaitu :
1. Peningkatan praktik pembelajaran
2. Keterlibatan kelompok sasaran
3. Peluang dapat diterapkannya rancangan tindakan dalam kondisiyang ada
Teknik yang digunakan dalam pemantauan yaitu pengamatan partisfatif, wawancara, dan pemanfaatan dan analisis dokumentasi. Data hasil pemantauan harus segera diolah dan dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan dilaksanakan tindakan akan tercapai atau tidak.
Adapun perencanaan dari pemantauan yaitu :
1. Rumusan tujuan pemantauan
2. Penetapan sasaran
3. Penjabaran jenis data
4. Penyiapan metode atau alat pemantauan
5. Perencanaan analisis
Evaluasi adalah kegaiatan untuk menentukan atau mengukur keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Sasaran evaluasi yaitu menemulkan bukti-bukti nyata dari peningkatan yang terjadi setelah dilaksanakan tindakan.
Adapun perencanaan evaluasi yaitu :
1. Perumusan tujuan evaluasi
2. Penjabaran pertanyaan
3. Penetapan jenis data
4. Perancangan kegiatan pengumpulan data
5. Penyiapan alat evaluasi
6. Perencanaan pengolahan dan analisis data
Pelaku evaluasi antara lain guru kelas, kepala sekolah, penilik atau pengawas atau jajaran birokrasi dan peneliti sebagai mitra kolaborasi.
Kriteria yang digunakan dalam evaluasi yaitu
1. Kriteria normatif atau relatif, yaitu membandingkan keadaan sebelum dan sesudah tindakan.
2. Kriteria absolute, yaitu membandingkan hasil tindakan dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan.
Perbedaan antara evaluasi dan pemantauan yaitu
Pemantauan: memusatkan perhatian pada proses pelaksanaan tindakan, sedangkan
Evaluasi : memusatkan perhatian pada hasil yang dicapai setelah suatu tahapan tindakan dipandang memadai.
Skema Penelitian